Struktur Bentuk Naskah Teater
Adapun struktur bentuk naskah adalah sebagai berikut:
- Pemaparan (eksposisi), sebelum pertunjukan dimulai, terkadang didahului prolog, yaitu kata-kata pendahuluan yang berupa keterangan singkat tentang sifat pelaku, situasi panggung, dan sebagainya. Pemaparan adalah pembeberan atau penjelasan, juga pengantar ke dalam situasi awal dari pertunjukan yang akan disajikan. Melalui bagian ini diperkenalkan watak-watak pelakunya melalui dialog dan sekaligus sebuah persoalan ditampilkan. Tidak semua penjelasan harus ditampilkan pada awal adegan, tetapi dapat dilakukan sebagian.
- Penggawatan, bagian ini menunjukkan insiden permulaan yang menjadi dasar pertunjukan cerita drama. Tokoh utama mulai terlibat dalam konflik.
- Penanjakan waktu, yang terjadi pada insiden permulaan itu akan membawa kejadian-kejadian berikutnya. Konflik-konflik makin menjadi. Dalam Penanjakan ini digambarkan keadaan-keadaan yang paling sulit, paling mengharukan perasaan, dan keadaan memuncak.
- Krisis atau titik balik, konflik yang mencapai klimaks (memuncak) ini mulai menurun atau mungkin bertambah hebat. Konflik itu mulai menuju ke penghabisan kisah hidup hingga menuju akhir cerita.
- Peleraian atau antiklimaks, yaitu bagian yang menyajikan ketegangan konflik yang tidak tertahankan karena sudah mencapai klimaks. Oleh karena itu, mulailah diketengahkan ketegangan konflik.
- Penyelesaian (katastrofe), bagian ini merupakan akhir cerita. Nasib peran utama telah terselesaikan. Ketika drama berakhir, biasanya diucapkan epilog, yaitu kata penutup untuk mencamkan isi yang tersimpul dalam pertunjukan.