Usaha Pemerintah Menumpas DI/TII di Jawa Barat
Dimulai penumpasan pemberontakan DI/TII secara intensif yang melibatkan unsur-unsur masyarakat dengan cara membentuk pos-pos di sepanjang kaki gunung. Operasi tersebut dinamakan operasi Pagar Betis karena operasi ini menggunakan sistem pengepungan terhadap Gunung Geber yang menjadi markas DI/TII, sehingga mempersempit ruang gerak mereka.
Operasi ini berjalan efektif untuk menghambat laju pemberontakan, sehingga satu demi satu pengikut DI/TII menyerahkan dirinya disusul kemudian dengan operasi Bharatayuda yang mempunyai target menangkap Kartosuwiryo. Pada tanggal 4 Juni 1964, Kartosuwiryo dan pengikutnya berhasil ditangkap di atas Gunung Geber, Majalaya, kabupaten Tasikmalaya. Pada tanggal 14 Agustus 1962 Kartosuwiryo diajukan ke Mahkamah Angkatan Darat Jawa Madura, dan divonis hukuman mati. Pelaksanaan eksekusi pada tanggal 16 Agustus 1962, dengan demikian pemberontakan DI/TII Jawa Barat dapat dipadamkan.
Operasi ini berjalan efektif untuk menghambat laju pemberontakan, sehingga satu demi satu pengikut DI/TII menyerahkan dirinya disusul kemudian dengan operasi Bharatayuda yang mempunyai target menangkap Kartosuwiryo. Pada tanggal 4 Juni 1964, Kartosuwiryo dan pengikutnya berhasil ditangkap di atas Gunung Geber, Majalaya, kabupaten Tasikmalaya. Pada tanggal 14 Agustus 1962 Kartosuwiryo diajukan ke Mahkamah Angkatan Darat Jawa Madura, dan divonis hukuman mati. Pelaksanaan eksekusi pada tanggal 16 Agustus 1962, dengan demikian pemberontakan DI/TII Jawa Barat dapat dipadamkan.