Contoh Ketertutupan Orde Baru di Bidang Politik
Masih kentalnya budaya masyarakat yang bersifat paternalistik dan kultur neofeodalisme dalam kehidupan politik, menimbulkan corak pemerintahan seperti di bawah ini:
- Sikap mental sesuatu selalu ditentukan dari atas, akibatnya masyarakat menjadi terbiasa untuk melakukan sesuatu menunggu petunjuk atau perintah dari atas. Mereka kurang berani mengambil inisiatif dan menghadapi resiko. Bangsa seperti ini tak mungkin bisa maju karena daya kreativitasnya tumpul.
- Sikap mental suka menyenangkan pihak atasan (menjilat) merupakan konsekuensi budaya feodalisme sehingga dalam masyarakat berkembang budaya "asal bapak senang" yang mengakibatkan setiap kegiatan atau aktivitas penuh rekayasa dan kamuflase, jauh dari kenyataan yang sebenarnya.
- Sikap mental suka mengesampingkan kritik apalagi oposisi karena pimpinan sebagai figur yang dituakan sehingga harus dianggap paling benar, paling baik sehingga pimpinan bersikap antikritik walaupun melakukan penyimpangan. Sehingga lahir dan berkembanglah budaya KKN di segala bidang dan lapisan.
- Sikap mental apatis. Karena segala sesuatu ditentukan dari atas, usul serta kritik dianggap musuh, maka akibatnya masyarakat menjadi apatis, acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi dalam pemerintahan.
- Kekuasaan eksekutif terpusat dan tertutup di bawah kontrol lembaga kepresidenan yang mengakibatkan krisis struktural dan sistemik sehingga tidak mendukung berkembangnya fungsi lembaga kenegaraan, politik, dan sosial secara proporsional dan optimal. Hal ini terlihat dalam pelaksanaan pemilu, menetapkan anggota MPR dan DPR atau dalam mengambil keputusan pemerintahan.
- Mekanisme hubungan antara pusat dan daerah yang bersifat sentralistik mengakibatkan pengambilan putusan yang diberlakukan untuk daerah kadang tidak sesuai dengan kondisi setempat. Di samping itu, daerah yang mempunyai kekayaan melimpah kurang bisa dirasakan oleh penduduk setempat.