Saluran Mobilitas Sosial Menurut Pitirim A. Sorokin

Mobilitas sosial dapat dilakukan melalui saluran-saluran sebagai berikut:
1. Angkatan Bersenjata atau Militer
Dalam keadaan perang, sistem yang berlaku dalam suatu negara adalah militerisme, sehingga prajurit yang berjasa akan memperoleh kenaikan pangkat atau memperoleh jabatan atau kedudukan yang lebih tinggi. Begitu pula seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasanya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia akan mendapat sejumlah penghargaan dan naik ke status yang lebih tinggi.
2. Lembaga Pendidikan
Baik formal maupun non formal pada umumnya menjadi saluran konkrit untuk mobilitas vertikal, sebagai contoh tamatan-tamatan dari lembaga pendidikan dapat menampilkan individu-individu yang menduduki jabatan-jabatan tertentu yang sesuai dengan ijazah atau STTB yang dimiliki. Jadi seorang warga masyarakat yang ingin mencapai lapisan sosial tinggi dalam masyarakat dapat melakukan melalui jalur sekolah.
3. Organisasi Politik
Dengan adanya organisasi politik seperti partai-partai politik dapat mengangkat anggota-anggotanya menduduki jabatan yang terhormat dalam masyarakat. Bahkan banyak di antara anggota-anggota partai politik yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi serta loyal terhadap partainya, kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya, bahkan mendapat peluang yang besar menjadi anggota dewan legislatif maupun eksekutif.
4. Lembaga Agama
Apapun mengajarkan bahwa manusia dalam keadaan sederajat. Atas dasar ini maka para tokoh agama berjuang keras meningkatkan ketaqwaan umatnya, sehingga mereka menyadari kedudukannya masing-masing. Mereka yang mempunyai kedudukan rendah berani bergaul dengan orang yang mempunyai kedudukan tinggi. Lembaga agama ini dapat digunakan sebagai saluran mobilitas vertikal atau sarana untuk melakukan mobilitas vertikal bagi seseorang, sebagai contoh seseorang umat bisa menjadi ulama, pendeta, atau pastor. Disini mereka mengalami peningkatan status sosial dalam masyarakat.
5. Organisasi Ekonomi
Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang barang maupun jasa, umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal karena dalam organisasi ini posisi sosial bersifat relatif terbuka. Orang-orang kaya akan menduduki lapisan atau strata yang tinggi dalam masyarakat. Demikian juga dengan orang-orang yang menduduki jabatan dalam organisasi ekonomi, seperti koperasi, bank, BUMN, dan perusahaan swasta. Melalui jabatan tersebut seseorang dapat mengalami mobilitas vertikal naik, namun sebaiknya apabila organisasi ekonomi itu mengalami kerugian, orang tersebut akan mengalami mobilitas vertikal turun.
6. Organisasi Keahlian atau Profesi
Yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal antara lain: Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Persatuan Seniman Indonesia (PSI), merupakan wadah yang menampung individu-individu dengan masing-masing keahliannya untuk diperkenalkan kepada masyarakat. Posisi pada organisasi keahlian dapat mengakibatkan seseorang memperoleh kedudukan sosial yang tinggi di masyarakat.
7. Perkawinan
Melalui perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya, misalnya seorang wanita yang berasal dari keluarga biasa-biasa saja menikah dengan pria yang status sosialnya lebih tinggi. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan naiknya status sosial ekonomi bagi wanita tersebut.
8. Organisasi Pemerintahan
Dalam organisasi pemerintahan terdapat jenjang-jenjang atau tingkatan-tingkatan. Seseorang memenuhi syarat tertentu akan menduduki jenjang setingkat lebih tinggi dari jenjang sebelumnya. Melalui keanggotaan dalam organisasi pemerintahan, seseorang yang berasal dari lapisan rendah bisa mencapai lapisan tinggi dalam masyarakatnya.
9. Organisasi Keolahragaan
Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan statusnya ke strata yang lebih tinggi.