Ciri Kebahasaan Teks Deskripsi

Berikut ini ciri kebahasaan yang terdapat dalam teks deskripsi.
  • 1. Kalimat berisi penjelasan Terperinci untuk Membuat Objek menjadi Konkret
Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang isinya merupakan penjelasan, uraian, atau berupa perincian tentang kalimat utama suatu paragraf.
Contoh:
Kemegahan istana kerajaan Siak sudah terlihat saat memasuki gerbang istana. Pafa gerbang istana terdapat hiasan sepasang burung elang yang sedang menyambar.
  • 2. Penggunaan Kalimat yang Menggunakan Cerapan Pancaindra
Dalam mendeskripsikan objek, penulis deskripsi sering menggunakan kalimat yang menggunakan cerapan pancaindra.
Contoh:
Wisatawan bisa melihat beragam koleksi Istana Kerajaan Siak, seperti kursi singgasana berbalut emas, duplikat mahkota kerajaan, brankas, kerajaan, meja kursi, payung, senjata, lampu kristal, dan komet.
  • 3. Menggunakan pilihan kata dengan emosi yang kuat dalam teks deskripsi
Kata emosi adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan dan mengekspresikan perasaan yang dialami seseorang. Teks deskripsi juga menggunakan kata-kata dengan emosi kuat.
Contoh:
Wisatawan akan semakin takjub dengan koleksi Istana Kerajaan Siak yang terdiri atas dua lantai ini.
  • 4. Penggunaan kata berimbuhan
Imbuhan adalah bunyi bahasa yang ditambahkan pada sebuah kata di awal, akhir, tengah, atau gabungan antara ketiganya untuk membentuk kata baru.
  • 5. Penggunaan kata bersinonim dalam teks deskripsi
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk berbeda, tetapi memiliki satu makna atau pengertian sama atau mirip.
  • 6. Penggunaan kata depan
Kata depan atau preposisi adalah kata yang menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya. Dalam frasa pergi ke pasar, misalnya, preposisi ke menyatakan hubungan makna arah antara pergi dan pasar.
  • 7. Penggunaan huruf kapital dalam teks deskripsi
Huruf kapital dalam teks deskripsi digunakan sebagai berikut.
a. Huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan, misalnya Sultan.
b. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa, misalnya bangsa Indonesia, suku bangsa Melayu.
c. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya, misalnya bulan Agustus, hari Jumat, hari Galungan.
d. Huruf pertama nama geografi, misalnya Dataran Tinggi Dieng.

Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan;
a. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri, misalnya berlayar ke teluk, menyeberangi selat, dan
b. Nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis, misalnya jeruk bali, kacang bogor, nangka belanda.