Faktor Teknik Penyajian Cerita
Bagaimanapun bagusnya naskah sebuah cerita tanpa didukung dengan teknik penyajian yang sempurna/baik, maka akan hambar/rusak juga, oleh karenanya unsur-unsur penyajian cerita harus dikombinasikan secara proporsional. Unsur-unsur itu adalah:
1. Total
Artinya bersungguh-sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan kita. Termasuk dalam pengertian totalitas disini adalah ketulusan dan keikhlasan kita.
2. Satukan perhatian anak
Ada beberapa cara misalnya: diajak bermain tepuk, bernyanyi, atau tanya jawab sekilas, lalu buatlah kesepakatan dengan anak-anak. Misalnya waktu mendengarkan cerita tidak boleh ramai sendiri, dsb.
3. Detail
Maksudnya gambarkanlah secara terinci cerita kita, diantaranya: personifikasi tokoh-tokohnya, adegan-adegannya, dialog antar tokohnya, dsb.
4. Dramatisasi
Artinya menggambarkan perbedaan perilaku antara tokoh utama dengan tokoh antagonis secara tajam. Inilah yang disebut dramatisasi (menyangatkan). Pada adegan yang memang perlu diberi penekanan, tonjolkan dengan maksimal.
5. Ekspresif
Maksudnya dalam bercerita harus penuh penghayatan. Cerita yang tidak ekspresif akan terasa hambar, monoton, dan membosankan. Oleh karena itu kita perlu memanfaatkan seluruh anggota tubuh kita, terutama mimik muka, tangan dan bahu, misalnya: membelalak, melirik, marah, menyeramkan, tertawa dsb.
6. Ilustrasi suara
Memberi ilustrasi cerita kita dengan suara-suara khusus mempunyai efek yang bagus bagi cerita kita. Ada dua macam:
(a) suara lazim: suara yang kita bisa tirukan sebagaimana aslinya, misal: dor ...(suara tembakan), meong...(suara kucing), dsb.
(b) suara tak lazim: suara yang kita ciptakan sendiri, misalnya: suara angin, suara mantra yang aneh-aneh dsb.
7. Suspence dan humor
Cerita yang menegangkan dan kaya akan humor biasanya lebih disukai anak-anak. Efek tegang bisa dibangun dengan memunculkan adegan-adegan penuh kejutan, suasana sunyi, dsb. Sedang efek humor bisa dibangun melalui dialog-dialog maupun gerakan yang lucu.
8. Frienship
Maksudnya dalam bercerita ciptakan suasana akrab dan bersahabat dengan anak-anak. Hal ini bisa diusahakan dengan pengaturan tempat duduk, memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berkomentar tanya jawab dsb.
9. Perhatian situasi dan kondisi pendengar
Anak-anak yang tampaknya sudah cukup diberi cerita yang ringan yang penuh canda. Cerita serius yang sarat akan pesan sebaiknya diberikan pada anak-anak yang dalam kondisi fresh.
10. Happy ending
Akhir dari cerita dimana sang tokoh utama mengalami kebahagiaan. Cerita yang berakhir dengan kesedihan dan kekalahan sang tokoh utama, akan menjadikan anak-anak kecewa. Kalau tokoh utamanya dikisahkan terpaksa" meninggal dunia, maka gambarkanlah bahwa ia mati syahid atau khusnul khotimah".