(1) Dia mengenakan kalung emas yang bertaksir dua puluh gram.

(2) Aku yang gelisah melihat kalung emas itu, sedang dia tenang-tenang saja. (3) Dia buka sedikit kerah bajunya karena terik matahari itu sehingga kalung emas itu tampak jelas lekat pada kulit dadanya yang putih. (4) Dia seolah tampak ingin menyombongkan perhiasan itu, memamerkan miliknya kepada orang lain. (5) Pada saat seperti itulah datang dua orang lelaki dari dalam gang langsung menodongkan pisau. (6) Kalung itu Nampak olehku putus dan menimbulkan bekas merah pada wanita muda itu. (7) Kedua laki-laki itu dengan cepat menghilang masuk ke dalam gang melarikan perhiasan wanita muda itu. (8) Aku lihat wanita muda itu tenang-tenang saja. (9) Tampaknya aku lebih gelisah dibandingkan dengan dia. (10) "Jangan Bung pikirkan kejadian itu. itu kalung imitasi" (11) Dengan uang lima ratus atau seribu rupiah, aku sudah bisa memilikinya lagi. (12) Banyak dijual kalung imitasi seperti itu." (13) Dia tersenyum padaku.
              (Perbuatan sadis, Hamsah Rangkuti)
Watak tokoh "wanita" yang suka pamer pada kutipan cerpen tersebut terdapat pada kalimat nomor
(3), (4) dan (11)
Pembahasan:
Watak merupakan bentuk sifat (pikiran atau tingkah laku) pelaku dalam suatu cerita.