Pandangan Hakikat Manusia

Sementara itu, dari segi ilmiah terdapat beberapa pandangan tentang hakikat manusia. Di sini akan dikemukakan pandangan dari aliran materialisme, idealisme, dan realisme klasik.

1. Pandangan Materialisme
Menurut pandangan materialisme, materi atau zat merupakan satu-satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena proses material ini, sementara manusia juga dianggap juga ditentukan oleh proses-proses material ini. Berikut adalah pernyataan-pernyataan yang didasarkan atas pandangan berikut ini:
  1. La Metri mengatakan bahwa manusia tidak berbeda dengan binatang karena jiwanya bergantung pada tubuhnya sehingga hanya merupakan mesin belaka.
  2. Ludwig Feuerbach yang berpendapat bahwa hakikat dunia ini bersifat material.
  3. Molem Schoot berpendapat bahwa hubungan antara otak dan pikiran, seperti hubungan antara seni dan ginjal.
  4. Karl Marx menganggap bahwa hakikat manusia itu selalu berubah, tergantung dari sejarah yang dilaluinya dan kebijakan yang ditetapkan negara.
2. Pandangan Idealisme
Pandangan idealisme beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian.
Berikut adalah tiga golongan pandangan idealisme(Mulyoto).
  1. Idealisme rasionalisme, yang berpandangan bahwa hakikat manusia terletak pada akalnya. Manusia adalah makhluk berpikir(animal rational/Homo sapiens). Pendapat ini didukung oleh Aristoteles, Descrates dengan cogito ergo sum atau saya berpikir  karena itu saya ada, dan Hegel.
  2. Idealisme etis, yang dimotori oleh Imanuel Kant. Dia mengajarkan bahwa manusia itu tidak sepenuhnya suci, tetapi kemanusiaan di dalam dirinya harus suci karena merupakan subjek dari hukum kesusilaan.
  3. Idealisme Estetis, yang menganggap manusia menjadikan hidupnya sebagai suatu hasil karya seni. Paham yang mereka anut berbunyi werde was du bist yang artinya manusia harus berkembang sesuai dengan bakatnya dan harus selaras dengan dunia luar. Sehubungan dengan pendapat ini Ernest Lassirer berpendapat bahwa jawaban atas pertanyaan siapakah manusia itu, ada dalam apa yang disebut kebudayaan yang dihasilkan. Salah satu kemampuan budaya yang dimiliki manusia adalah tingkah lakunya yang bersifat simbolik dan ini yang sangat membedakannya dari hewan. Oleh karena itu manusia juga sering disebut animal symbolicum.
3. Pandangan Realisme Klasik
Pandangan ini diwakili, antara lain oleh pendapat dari Mulyoto berikut ini.
  1. John Wild, yang beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian.
  2. Hyle dan Morphe, yang berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk yang hylomorpkistis, tersusun atas materi dan psysche/jiwa.
4. Pandangan Teologis
Pandangan teologis membedakan manusia dari makhluk lain karena hubungannya dengan Tuhan. Jawaban atas pertanyaaan apakah manusia adalah sebagai berikut.
  1. Manusia diciptakan oleh Tuhan dan tersusun atas tubuh dan roh, sebagaimana yang dinyatakan oleh Alquran surat Nuh ayat 14, surat Nuh ayat 17, surat As Shaffat ayat 11, surat Ali Imran ayat 59, surat Al Hijr ayat 28 atau surat As Sajadah ayat 7-9.
  2. Dari sudut Tuhan, manusia adalah makhluk yang lemah, tergantung pada Tuhan, dan bersifat tidak kekal.
  3. Sebagaimana dinyatakan oleh Injil, manusia itu adalah penanggung dosa.