Faktor ketidakberhasilan komunikasi
Selain peliknya masalah pemaknaan, kita juga mengenal keterbatasan bahasa itu sendiri. Dan oleh karena itu, supaya komunikasi kita berhasil, empat hal yang perlu di hindari dalam pemakaian bahasa, yaitu:
1. Abstraksi Kaku
Orang cenderung memakai istilah-istilah dengan abstraksi yang tinggi, atau rendah sekali. Abstraksi yang tinggi cenderung mengaburkan makna yang sebenarnya. Misalnya kita tak pernah mengerti dengan baik, apa artinya kata demokrasi, nasionalisme, kebijaksanaan, kekuasaan, atau wewenang.
2. Identifikasi yang Tidak Layak
Identifikasi yang tidak layak umumnya disebabkan oleh kesalahan dalam menempatkan berbagai macam objek ke dalam satu kategori, atau disebut pula over-generalization(generalisasi yang berlebihan). Misalnya, kata-kata"semua laki-laki itu jahat", atau "semua orang bule itu maju", "barat itu demokrasi".
3. Penilaian dengan hanya Memakai Dua Nilai
Penggunaan dengan hanya menggunakan dua nilai, biasanya dilakukan untuk mencari mudahnya saja dalam melukiskan keadaan. Misalnya: hitam putih, baik buruk, pandai bodoh. Padahal di antara dua kategori itu masih ada istilah-istilah atau kategori-kategori lain, misalnya: sangat, agak, hampir.
4. Mengacaukan Kata dengan Rujukan
Hal ini umumnya disebabkan oleh kecenderungan seseorang memakai ukuran menurut penilaiannya sendiri. Misalnya, Anda mengatakan" mangga ini manis". Sebetulnya bukan mangganya yang manis, tetapi perasaan Andalah yang menilai bahwa mangga itu manis. Bagi teman Anda, mangga yang sama mungkin berasa asam, dan bagi kawan anda yang lain mungkin rasanya asam-manis-pahit.
1. Abstraksi Kaku
Orang cenderung memakai istilah-istilah dengan abstraksi yang tinggi, atau rendah sekali. Abstraksi yang tinggi cenderung mengaburkan makna yang sebenarnya. Misalnya kita tak pernah mengerti dengan baik, apa artinya kata demokrasi, nasionalisme, kebijaksanaan, kekuasaan, atau wewenang.
2. Identifikasi yang Tidak Layak
Identifikasi yang tidak layak umumnya disebabkan oleh kesalahan dalam menempatkan berbagai macam objek ke dalam satu kategori, atau disebut pula over-generalization(generalisasi yang berlebihan). Misalnya, kata-kata"semua laki-laki itu jahat", atau "semua orang bule itu maju", "barat itu demokrasi".
3. Penilaian dengan hanya Memakai Dua Nilai
Penggunaan dengan hanya menggunakan dua nilai, biasanya dilakukan untuk mencari mudahnya saja dalam melukiskan keadaan. Misalnya: hitam putih, baik buruk, pandai bodoh. Padahal di antara dua kategori itu masih ada istilah-istilah atau kategori-kategori lain, misalnya: sangat, agak, hampir.
4. Mengacaukan Kata dengan Rujukan
Hal ini umumnya disebabkan oleh kecenderungan seseorang memakai ukuran menurut penilaiannya sendiri. Misalnya, Anda mengatakan" mangga ini manis". Sebetulnya bukan mangganya yang manis, tetapi perasaan Andalah yang menilai bahwa mangga itu manis. Bagi teman Anda, mangga yang sama mungkin berasa asam, dan bagi kawan anda yang lain mungkin rasanya asam-manis-pahit.