Aturan Penulisan Nama Pengarang Daftar Pustaka

Untuk penulisan nama pengarang daftar pustaka, aturan yang harus Anda perhatikan, yaitu:
  1. Nama pengarang disusun secara alfabetis.
  2. Gelar akademis tidak perlu dicantumkan.
  3. Gelar kebangsawanan, kasta, atau gelar adat yang sudah menyatu dengan nama seperti Raden Ajeng Kartini, I Gusti Panji Tisna, Sultan Takdir Alisjahbana tidak perlu dihilangkan.
  4. Penulisan nama pengarang pertama dimulai dari nama keluarga(first name) atau dibalik, kecuali untuk nama-nama yang berasal dari rumpun Cina.
Nama Pengarang
Sebuah buku tidak selalu ditulis oleh satu orang saja. Kadang kala lebih dari dua bahkan banyak. Untuk menuliskan nama pengarang tersebut diatur tata cara sebagai berikut.
1. Satu Pengarang
  • Nama pengarang yang terdiri atas satu kata, ditulis tetap. Misalnya Soekarno.
  • Nama pengarang yang terdiri atas dua kata ditulis dengan urutan terbalik. Misalnya: Lamuddin Finoza menjadi Finoza, Lamuddin.
  • Nama pengarang yang terdiri atas tiga kata, urutannya menjadi sebagai berikut. Kata ketiga menjadi urutan pertama, kata pertama menjadi urutan kedua, dan kata kedua menjadi urutan ketiga. Misalnya: Sultan Takdir Alisjahbana menjadi Alisjahbana, Sultan Takdir.
  • Nama pengarang yang dimulai dengan Mc.M. atau Mac.s Disusun secara alfabetis sebagai Mac. Misalnya:John London McAdam menjadi McAdam, John London Mary Reid Macarthur menjadi Mcarthur, Mary Reid. Rose Macaulay menjadi Macaulay, Rose.
  • Nama yang dimulai dengan St. atau Ste. Disusun secara alfabetis sebagai Saint atau sainte.Misalnya St. Agustinus menjadi Agustinus, St.Henry Saint-Simon menjadi Saints-Simon, Henry.
  • Nama-nama gabungan tidak ditulis terpisah. Misalnya: Henry Saint-Simon menjadi Saints-Simon, Henry
  • Nama dari rumpun Cina penulisannya tetap. Misalnya The Lianh Gie tetap ditulis The Liang Gie.
  • Nama-nama yang berasal dari Arab yang biasanya didahului dengan Ibn, Ibnu, atau Al disusun secara Alfabetis setelah kata-kata tersebut. Misalnya: Al Ghazali Abd-al-Hakam Ibn-Khaldun
2. Dua atau Tiga Pengarang
Jika sumber ditulis oleh lebih dari satu orang, maka hanya nama pengarang pertama saja yang ditulis dengan urutan terbalik, sedangkan nama orang kedua dan ketiga penulisannya tetap. Misalnya: E. Zainal Arifin dan Amran Tasai menjadi Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai
3. Lebih dari tiga Pengarang
Jika sumber ditulis oleh lebih dari tiga nama pengarang, cukup nama pengarang saja yang dicantumkan dan tambahkan dkk. (dan kawan-kawan).
4. Tidak Ada Nama Pengarang
Jika pada sumber tidak tercantum nama pengarang, cantumkan nama editor atau penyuntingnya. Jika nama itupun tidak ada, cantumkan nama badan, lembaga, atau instansi yang bertanggungjawab atas publikasi. Misalnya: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besara Bahasa Indonesia. Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1988