Nilai Sosial: Pengertian, Sumber, Ciri-Ciri, Jenis, Fungsi

Nilai sosial didefinisikan sebagai konsep abstrak tentang prinsip standar atau patokan yang baik, dicita-citakan, penting, dan berguna bagi kehidupan manusia. Hal-hal yang diinginkan oleh seseorang dapat memengaruhi perilaku sosial orang tersebut. Nilai sosial berperan mengarahkan perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
Daftar Isi

Pengertian Nilai Sosial Menurut Para Ahli

Berikut definisi nilai sosial  menurut Kimbali Young, Woods, Robertz MZ Lawang, Pepper, Robin Williams adalah sebagai berikut:
1. Kimbali Young, nilai sosial adalah asumsi-asumsi abstrak dan sering tidak disadari mengenai apa yang benar dan apa yang penting.
2. Woods, nilai sosial adalah petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama mengarahkan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
3. Robert MZ Lawang, nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas, berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial orang yang memiliki nilai itu.
4. Pepper, nilai sosial adalah segala sesuatu mengenai yang baik atau yang buruk.
5. Robin Williams, nilai sosial adalah hal yang menyangkut kesejahteraan bersama melalui konsesus yang efektif di antara mereka sehingga nilai-nilai sosial dijunjung tinggi oleh banyak orang.

Ciri-Ciri Nilai Sosial

Ciri-ciri nilai sosial sebagai berikut:
1. Merupakan hasil interaksi sosial antaranggota masyarakat.
2. Bisa dipertukarkan kepada individu atau kelompok lain.
3. Terbentuk melalui proses belajar.
4. Bervariasi antarmasyarakat yang berbeda.
5. Bisa berbeda pengaruhnya terhadap setiap individu dalam masyarakat.
6. Bisa berpengaruh positif atau negatif terhadap pengembangan pribadi seseorang.
7. Berisi anggapan-anggapan dari berbagai objek di dalam masyarakat.

Fungsi Nilai Sosial

Nilai-nilai sosial memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 
1. Sebagai alat untuk menentukan harga dan kelas sosial dalam stratifikasi sosial.
2. Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan berperilaku sesuai nilai-nilai sosial agar tercipta integrasi dan ketertiban.
3. Memotivasi manusia untuk berperilaku sesuai dengan peran yang diharapkan guna mencapai suatu tujuan.
4. Sebagai alat solidaritas masyarakat.
5. Sebagai pengawas, pembatas, dan pendorong perilaku masyarakat.
6. Memberi harapan yang baik, sikap mandiri, dan tanggung jawab.

Jenis Nilai Sosial Menurut Walter G. Everett

Berdasarkan Walter G. Everett, nilai dibagi menjadi lima bagian sebagai berikut:
1. Nilai ekonomi (economic values), yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem ekonomi. Hal ini berarti nilai-nilai tersebut mengikuti harga pasar.
2. Nilai rekreasi (recreation values), yaitu nilai-nilai permainan pada waktu senggang, sehingga memberikan sumbangan untuk menyejahterakan kehidupan maupun memberikan kesegaran jasmani dan rohani.
3. Nilai perserikatan (association values), yaitu nilai-nilai yang meliputi berbagai bentuk perserikatan manusia dan persahabatan kehidupan keluarga, sampai dengan tingkat internasional.
4. Nilai kejasmanian (body values), yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan kondisi jasmani dan seseorang.
5. Nilai watak (character values), nilai yang meliputi semua tantangan, kesalahan pribadi dan sosial termasuk keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada kebenaran, dan kesediaan mengontrol diri.

Jenis Nilai Sosial Berdasarkan Fungsinya

Menurut fungsinya, nilai sosial dikelompokkan sebagai berikut.
  1. Nilai integratif merupakan nilai yang memberikan tuntutan atau mengarahkan seseorang/kelompok dalam usaha mencapai cita-cita bersama.
  2. Nilai disintegratif merupakan nilai yang hanya berlaku untuk sekelompok orang di wilayah tertentu.

Jenis Nilai Sosial Menurut Prof. Notonegoro

Nilai dibagi menjadi tiga macam, yaitu nilai materiil, nilai vital dan nilai kerohanian.
1. Nilai materiil, adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
2. Nilai vital, adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerohanian, adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian dibagi menjadi empat macam yaitu:
  1. Nilai kebenaran (empiris), yaitu nilai yang sumber pada unsur akal manusia (rasio, budi dan cipta).
  2. Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada perasaan manusia (estetika).
  3. Nilai moral (kebaikan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak atau kemauan (karsa dan etika), dan 
  4. Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan serta kerohanian yang tertinggi, yang sifatnya mutlak dan abadi.

Jenis Nilai Sosial Menurut C. Kluckhon

Berdasarkan C. Kluckhon, nilai sosial pada
mendasarkan pada lima masalah pokok sebagai berikut:
1. Nilai hakikat hidup manusia, masyarakat yang menganggap hidup itu baik, buruk atau hidup buruk hidup buruk tetapi berusaha untuk mengubah menjadi hidup yang baik.
2. Nilai hakikat karya manusia, masyarakat yang menganggap karya manusia untuk memungkinkan hidup, memberikan kedudukan yang terhormat atau sebagai gerak hidup untuk menghasilkan karya lagi.
3. Nilai hakikat kehidupan manusia dalam ruang dan waktu, masyarakat yang memandang penting berorientasi masa lampau, masa sekarang atau masa mendatang.
4. Nilai hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar, masyarakat yang memandang alam sebagai suatu hal yang dahsyat, suatu yang bisa dilawan manusia atau berusaha mencari keselarasan dengan alam.
5. Nilai hakikat manusia dengan sesamanya, masyarakat yang lebih mendahulukan hubungan vertikal antara manusia dengan sesamanya, hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya, atau bergantung dengan orang lain adalah tindakan tidak benar.

Jenis Nilai Sosial Berdasarkan Cirinya

Menurut cirinya, kita mengenal tiga jenis nilai, yaitu sebagai berikut:
1. Nilai yang tercernakan atau mendarah daging (internalized value), yaitu nilai yang menjadi kepribadian bawah sadar atau dengan kata lain nilai yang dapat mendorong timbulnya tindakan tanpa berpikir panjang. Sebagai contohnya seorang ayah dengan sangat berani dan penuh kerelaan menolong anaknya yang terperangkap api di rumahnya, meskipun resikonya sangat besar.
2. Nilai dominan, yaitu nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai yang lainnya. Beberapa ukuran yang digunakan untuk menentukan dominan atau tidaknya suatu nilai, yaitu sebagai berikut:
  • Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.
  • Lamanya nilai dirasakan oleh anggota kelompok yang menganut nilai itu.
  • Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai tersebut.
  • Tingginya kedudukan orang yang membawakan nilai itu.
3. Nilai instrumental merupakan nilai yang bersifat dinamis sehingga sangat fleksibel terhadap hukum. Nilai instrumental biasanya terdapat dalam kelompok primer yang anggotanya saling memiliki rasa empati, misalnya keluarga.