Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Sosial
Aspek mobilitas sosial di Indonesia yang terjadi sebagai dampak pendudukan Jepang, terutama terkait dengan:
- Jepang memperkenalkan sistem Tonorigumi (Rukun Tetangga) yang tergabung dalam Ku (desa).
- Kehidupan sosial masyarakat sebab rakyat harus memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuhnya.
- Rakyat juga harus kerja paksa yang disebut dengan kerja Romusha dan program Kinrohihosyi (kerja bakti yang bersifat paksa). Dari kerja paksa tersebut, menyebabkan jatuh banyak korban akibat kelaparan dan terkena penyakit.
- Banyak wanita Indonesia yang dijadikan wanita penghibur "Jugun lanfu" pada masa itu.
Pada romusha telah dikirim ke berbagai daerah untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar secara paksa. Misalnya pembuatan pangkalan udara, pangkalan angkatan laut, membangun benteng, jalan, jembatan saluran air, bekerja di daerah pertanian dan perkebunan yang lokasinya sangat sulit dan berbahaya. Semua itu telah mendorong terjadinya proses mobilitas sosial.
Pengerahan dan pengiriman tenaga romusha tersebut ternyata sampai juga ke luar negeri. Beribu-ribu tenaga romusha telah dikirim ke Birma, Muangthai, Vietnam dan Malaysia, bahkan ada yang sampai ke Kepulauan Solomon.
Untuk kepentingan pengerahan tenaga romusha dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dibentuk Panitia Pengerahan (Romukyokai) di setiap daerah.
Mobilitas sosial yang dilakukan pada masa pendudukan Jepang tidak menguntungkan bagi rakyat. Jumlah penduduk di Jawa dapat dikurangi dan dipindahkan ke beberapa daerah, tetapi semua itu untuk kepentingan Jepang.
Dengan program pengerahan tenaga romusha justru semakin merusak dan menyengsarakan rakyat. Kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana. Sejumlah 300 ribu tenaga romusha yang dikirim ke luar Jawa diperkirakan 70 ribu orang diantaranya mengalami nasib yang sangat buruk.