Kebudayaan Kapak Persegi : Penemu, Jenis, Asal

Pemberian nama "kapak persegi" diberikan oleh seorang ahli purbakala yang bernama Bob Heine Geldern berdasarkan penampang, lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi tidak dipakai dengan cara menggenggam, tetapi sudah bertangkai kayu. Tangkai itu ada yang dijepit, ada pula yang diikatkan pada kapak. Adanya tangkai ini membuat kapal persegi dapat digunakan secara efektif dan tenaga yang dihasilkannya pun lebih kuat.

Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran. Yang besar disebut dengan istilah beliung persegi. Fungsinya sebagai cangkul. Sedangkan yang berukuran kecil berfungsi sebagaimana lazimnya kapak atau sebagai alat pahat. Selain itu terbuat dari batu biasa, ada pula kapak persegi yang dibuat dari batu indah seperti Chalcedon. Namun kapak persegi macam ini tidak digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari.

Kapak persegi berasal dari daratan Asia dan menyebar ke Indonesia melalui jalan barat. Penyebaran alat-alat jaman prasejarah ini beriringan dengan penyebaran manusia ketika itu. Menurut pendapat sarjana Kern dan Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia. Mula-mula mereka berdiam di daerah Yunan (Cina Selatan) kemudian pindah ke selatan (daerah Vietnam). Antara tahun 1500 - 500 SM, mereka berpindah lagi. Gerak tujuan perpindahan mereka ke pulau-pulau di sebelah selatan daratan Asia atau Australia (Austro:selatan, nesos:pulau). Nenek moyang kita tadi kemudian disebut dengan bangsa Austronesia.