Kebudayaan Kapak Lonjong : Jenis, Hasil, Asal, Fungsi

Kapak lonjong mempunyai berbagai ukuran, yang besar bernama Waizenbeil dan yang kecil bernama Kleibeil. Alat-alat dari kebudayaan neolithikun tidak hanya berupa kapak saja.

Ada juga barang-barang lain, seperti perhiasan, pakaian, dan tembikar tanah liat. Perhiasan yang ditemukan berupa gelang dan kalung. Keduanya terbuat dari batu, ada yang batu biasanya, ada pula yang terbuat dari batu, ada pula yang dari batu berwarna. Peninggalan pakaian dari masa ini memang tidak ada lagi. Namun, sudah dikenalnya pakaian terbukti dari penemuan batu pemukul kulit kayu. Kemudian, tembikar dari masa ini masih kasar buatannya meskipun sudah dihiasi secara sederhana. Perabot ini umumnya digunakan sebagai alat masak atau untuk menyimpan tulang orang yang sudah meninggal.

Kebudayaan kapak lonjong berasal dari daratan Asia dan menyebar ke Indonesia melalui jalan Timur. Seperti halnya kapak persegi, penyebaran alat-alat jaman prasejarah ini juga bersamaan dengan penyebaran manusia waktu itu. Kebudayaan kapak lonjong dibawa ke Indonesia oleh bangsa Proto Melayu melalui jalan timur (Filipina - Sulawesi Utara).

Pemberian nama kapak lonjong ini didasarkan pada penampang lintangnya yang berbentuk lonjong atau bulat telur. Ujung yang lancip ditempatkan pada tangkai ujung lainnya diasah sampai tajam. Kapak lonjong juga biasa dipergunakan untuk upacara. Kapak untuk keperluan upacara biasanya dikerjakan dengan halus.