Contoh Bencana Alam Klimatologis
Bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh cuaca yang berubah. Beberapa contoh bencana alam klimatologis, sebagai berikut:
1. Banjir
1. Banjir
Setiap musim penghujan, beberapa daerah di Indonesia pasti dilanda banjir. Salah satu daerah yang sering dilanda banjir adalah Provinsi DKI Jakarta. Banjir menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang menjadi korban. Kerugian akibat banjir, antara lain: harta benda hanyut terseret arus banjir, persediaan air bersih berkurang, timbul penyakit kulit akibat air yang kotor, jalanan macet akibat terendam banjir. Setelah air surut, lingkungan akan menjadi kotor. Terjadinya banjir menyebabkan adanya tumpukan sampah. Akibatnya, wabah penyakit seperti demam berdarah dan diare mudah menyerang warga. Banjir bisa disebabkan oleh perilaku manusia. Faktor alam yang menyebabkan banjir, yaitu curah hujan yang sangat tinggi. Hal tersebut menyebabkan sungai tidak mampu menampung air hujan. Akibatnya, air sungai meluap dan terjadi banjir. Banjir yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh perilaku manusia. Perilaku manusia yang dapat menyebabkan banjir, yaitu membuang sampah di sungai. Selain itu, menebang hutan secara liar dapat menyebabkan hilangnya daerah resapan air.
2. Kebakaran Hutan
Salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah karena kurangnya kesadaran manusia dalam memanfaatkan hutan. Di beberapa daerah, seperti di Kalimantan masih banyak dilakukan perladangan berpindah. Pada umumnya perladangan berpindah dengan membuka sebidang tanah di hutan. Setelah hutan dibuka, sebagian kayu digunakan untuk pagar lahan yang dibuka. Kayu dan ranting yang tidak digunakan, kemudian dibakar. Suhu udara yang panas dengan tiupan angin yang kencang menyebabkan api menjalar dengan cepat tanpa bisa dikendalikan. Akibatnya, terjadi kebakaran hutan yang luas.
3. Badai
Gejala alam badai dikenal juga dengan angin topan. Badai bisa terjadi di daratan maupun di lautan. Badai yang terjadi di laut sangat berbahaya bagi para nelayan dan kapal laut. Sedangkan badai yang terjadi di daratan dapat mengakibatkan rumah dan bangunan roboh. Badai ditandai dengan tiupan angin yang kencang. Biasanya, badai disertai hujan deras dan sambaran petir. Tiupan angin ini ini biasanya disertai dengan material tertentu tergantung pada kondisi geografisnya. Material tersebut dapat berupa debu, pasir, salju, atau butiran es. Badai pasir biasa terjadi di wilayah gurun pasir. Badai salju ataupun es sering kali terjadi di wilayah beriklim sedang dan dingin. Badai tropis adalah badai yang berawal dari daerah tropis. Badai terjadi bila ada pusat tekanan rendah dengan suhu minimal 27°C. Pusat tekanan rendah ini muncul karena udara naik membawa uap air. Angin yang menuju pusat tekanan rendah ini muncul karena udara naik membawa uap air. Angin yang menuju pusat tekanan rendah telah melalui perairan samudra yang hangat. Udara ini membawa uap air, yang seolah menjadi bahan bakar untuk badai. Angin ini mengalami pembelokan karena adanya rotasi bumi. Angin berputar inilah yang menyebabkan putaran badai. Badai jarang terjadi di wilayah ekuator, karena di wilayah ini angin tidak begitu kencang. Uap air yang hangat naik sehingga mengalami kondensasi. Uap air mengembun. Dalam proses ini, udara melepaskan panas. Panas inilah yang kemudian menggerakkan badai. Bila badai melewati laut, terjadilah gelombang yang sangat tinggi. Badai akan berhenti apabila sampai di wilayah yang suhunya rendah.
2. Kebakaran Hutan
Salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah karena kurangnya kesadaran manusia dalam memanfaatkan hutan. Di beberapa daerah, seperti di Kalimantan masih banyak dilakukan perladangan berpindah. Pada umumnya perladangan berpindah dengan membuka sebidang tanah di hutan. Setelah hutan dibuka, sebagian kayu digunakan untuk pagar lahan yang dibuka. Kayu dan ranting yang tidak digunakan, kemudian dibakar. Suhu udara yang panas dengan tiupan angin yang kencang menyebabkan api menjalar dengan cepat tanpa bisa dikendalikan. Akibatnya, terjadi kebakaran hutan yang luas.
3. Badai
Gejala alam badai dikenal juga dengan angin topan. Badai bisa terjadi di daratan maupun di lautan. Badai yang terjadi di laut sangat berbahaya bagi para nelayan dan kapal laut. Sedangkan badai yang terjadi di daratan dapat mengakibatkan rumah dan bangunan roboh. Badai ditandai dengan tiupan angin yang kencang. Biasanya, badai disertai hujan deras dan sambaran petir. Tiupan angin ini ini biasanya disertai dengan material tertentu tergantung pada kondisi geografisnya. Material tersebut dapat berupa debu, pasir, salju, atau butiran es. Badai pasir biasa terjadi di wilayah gurun pasir. Badai salju ataupun es sering kali terjadi di wilayah beriklim sedang dan dingin. Badai tropis adalah badai yang berawal dari daerah tropis. Badai terjadi bila ada pusat tekanan rendah dengan suhu minimal 27°C. Pusat tekanan rendah ini muncul karena udara naik membawa uap air. Angin yang menuju pusat tekanan rendah ini muncul karena udara naik membawa uap air. Angin yang menuju pusat tekanan rendah telah melalui perairan samudra yang hangat. Udara ini membawa uap air, yang seolah menjadi bahan bakar untuk badai. Angin ini mengalami pembelokan karena adanya rotasi bumi. Angin berputar inilah yang menyebabkan putaran badai. Badai jarang terjadi di wilayah ekuator, karena di wilayah ini angin tidak begitu kencang. Uap air yang hangat naik sehingga mengalami kondensasi. Uap air mengembun. Dalam proses ini, udara melepaskan panas. Panas inilah yang kemudian menggerakkan badai. Bila badai melewati laut, terjadilah gelombang yang sangat tinggi. Badai akan berhenti apabila sampai di wilayah yang suhunya rendah.