"Ya!" jawab Burung Penyanyi. Ekor digoyang-goyangkan.

"Kau kan tahu, kau tidak bisa bernyanyi sama sekali! Suaramu sangat sumbang! Tak enak didengar!"
Buaya sangat sedih mendengar perkataan itu. Air matanya menetes. "Aku pikir senandung itu suaraku," katanya pilu. "Kau tahu, aku ingin sekali bisa bernyanyi. Dan tadi kupikir aku sudah bisa menyanyi. Ternyata? Oh, betapa malangnya aku yang bersuara buruk!"
Burung Penyanyi merasa iba. Ia segera mencari cara untuk menghibur sahabatnya itu.

Akibat konflik kutipan fabel tersebut adalah
Burung Penyanyi mencari cara untuk menghibur buaya.
Pembahasan:
Konflik cerita kutipan fabel tersebut adalah konflik batin pada diri tokoh buaya, yaitu kesedihan buaya yang tidak bisa menyanyi. Akibat konflik tersebut adalah Burung Penyanyi merasa iba dan segera mencari cara untuk menghibur buaya.