Kutarik selimutku menutupi pundak. Kakiku kram, beku sedingin es.

Aku memang berharap agar suara kentongan itu berhenti, berganti suara lain. Tetapi, bukan suara bisikan tengah malam seperti ini.
Jikalau aku Titir, maukah kau mendengarkanku? Maukah? Dengar ak ...
"Kakak!" teriakku refleks.
Kak Gilang tersentak, berusaha mengumpulkan seluruh ruhnya dari alam bawah sadar. Sejurus kemudian, ia memandangku kesal.
"Siapa yang menyuruhmu membaca buku-buku horor?!" serunya.
"Dinda yang sering membawanya ke rumah! Aku tidak suka baca buku tentang hantu!" elakku, "kakak, barusan aku dengar ..."

Penyebab konflik kutipan cerpen tersebut adalah
Aku mendengar suara bisikan.
Pembahasan:
Konflik cerita kutipan cerpen tersebut adalah ketakutan. Aku yang berharap tidak mendengar lagi bunyi kentongan. Sebab konflik tersebut adalah Aku yang semula berharap tidak mendengar lagi bunyi kentongan, malah mendengar suara bisikan tengah malam.