“Bangsat, siapa kau,” Haji Basuni membentak dan ketika menajami mukaku

dengan geramnya ia hendak mencengkeram 
aku. Setengah takut aku undur dan menjawab:
“Aku teman Umi dan Latifah.” Dan tiba-tiba 
benciku timbul terhadap haji itu.
“Tapi, aku larang kau dekati mereka, 
mengerti anak lapar?”
Betapa tersinggung kumendengar kata-
kata terakhir haji itu. Tapi, aku tak berani dan tak bisa berbuat apa-apa selain kecut dan mendongkol. Sesudah haji itu meninggalkan aku dan baru saja aku melangkah, dari rumah Umi terdengar suara gaduh diiringi tangis 
perempuan dan itu suara Umi. Ia melolong-
lolong dalam sela bentak dan rotan, mungkin bersama kakaknya.

Watak tokoh Haji Basuni dalam cerpen tersebut adalah
kejam dan kasar dalam berucap.
Pendeskripsian watak dalam penggalan cerpen di atas dilakukan dengan cara
tanggapan tokoh lain dan dialog 
antartokoh.