Tatkala aku masuk sekolah Mulo,
demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya
mendengarkanku berbicara dan tidak
melihat aku, mengira aku anak Belanda.
Aku pun bertambah lama bertambah
percaya pula bahwa aku anak Belanda,
sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula
oleh tingkah laku orang tuaku yang
berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri
dengan langgam lenggok orang Belanda.
”Kenang-kenangan" oleh Abdul Gani
A.K.
Sudut pandang pengarang yang digunakan
dalam penggalan tersebut adalah
orang pertama pelaku utama
Watak tokoh "aku" dalam penggalan cerita tersebut adalah
percaya diri
Amanat dalam penggalan cerpen tersebut
adalah
Sebaiknya kita menyesuaikan diri dengan keadaan.