Ciri-Ciri Seorang Pemimpin Pancasila

Berikut karakteristik yang harus dimiliki seorang pemimpin dan secara konseptual Pancasila memiliki konsep kepemimpinan yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik, sebagai berikut.
  1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa, artinya bahwa seseorang pemimpin itu dituntut mutlak untuk memiliki keyakinan beragam, keimanan, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Secara implisit hal ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin itu memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan rakyatnya dihadapan Tuhan. Bagi seorang pemimpin keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ini akan selalu mengingatkannya agar bertindak adil, jujur, sabar, tekun, dan rendah hati(Hartoyo, 1966).
  2. Ing ngarso sung tulada (di depan memberi teladan) itu mempunyai makna bahwa seorang pemimpin itu harus selalu memberi teladan. Memberi contoh yang baik kepada rakyatnya dan harus selalu mengabdi dan membela kepentingan rakyatnya. Ia harus bijak dalam memerintah, juga dalam memberi nasihat, dan dalam mengambil serta menjalankan keputusan. Pemimpin harus selalu berada paling depan dalam merintis usaha, dalam berkarya, dalam berprestasi. Pemimpin juga harus berani menghadapi tantangan dan rintangan, selalu menegakkan disiplin, dan sanggup bekerja keras(von Magnis, 1997).
  3. Ing ngarso mangun karsa ( di tengah-tengah memberi dorongan), artinya bahwa seseorang pemimpin itu harus selalu memotivasi rakyatnya untuk selalu berkarya dengan sebaik-baiknya, selalu berprestasi, dan selalu bertindak secara moral. Pemimpin juga harus mengetahui aspirasi-aspirasi rakyatnya dan mengerti apa yang harus dilakukannya.
  4. Tut wuri handayani ( di belakang memberi kekuatan). Memberi dorongan atau motivasi agar rakyatnya itu memiliki kepercayaan diri dan dapat bekerja dengan sebaik-baiknya, kteatif, inovatif, serta memiliki inisiatif untuk tidak selalu tergantung kepada pemimpinnya. Pemimpin juga harus selalu mengingatkan rakyatnya apabila mereka menyimpang dari aturan-aturan hukum yang ada dan berlaku sehingga pemimpin dan rakyatnya memiliki tanggung jawab keberhasilam atas usaha bersama tanpa menyimpang dari koridor-koridor hukum.
  5. Waspada purba wisesa. 'Waspada' di sini memiliki makna bahwa seorang pemimpin itu memiliki wibawa, kelebihan, dan memiliki kemampuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi ke depan.
  6. Ambeg paramarta, memiliki makna bahwa pemimpin itu harus memiliki sifat pemurah, dermawan, dan adil, tidak sewenang-wenang atau otoriter kepada rakyatnya. Ia juga harus mampu membuat prioritas-prioritas secara tepat sehingga mengerti betul apa-apa saja yang penting yang harus didahulukam untuk dikerjakan.
  7. Prasaja artinya bersahaja atau sederhana. Seorang pemimpin memang harus hidup sederhana karena ia adalah contoh atau teladan bagi rakyatnya.
  8. Satya artinya setia. Pemimpin itu harus selalu setia/loyal, setia kepada atasannya, kolega, bawahannya, rakyatnya, bangsanya, dan negaranya.
  9. Hemat. Hemat ini berhubungan dengan harta kekayaan, artinya tidak boros. Secara khusus hemat artinya hati-hati, cermat, penuh perhitungan dan teliti. Dalam konteks yang lebih luas lagi, hemat artinya mampu melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien.
  10. Terbuka. Sifat ini mempunyai makna bahwa seorang pemimpin itu harus komunikatif, mau mendengar pendapat dan kritik dari orang lain, selalu belajar dari pengalaman, juga belajar untuk memperluas wawasan dan pengetahuannya demi membimbing rakyatnya.
  11. Legawa, artinya rela, rido, dan ikhlas. Ikhlas untuk berkorban baik secara material maupun non-material.
  12. Ksatria. Seorang ksatria itu harus berbudi luhur, mampu mengendalikan diri, mau mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kesalahan, jujur, penolong, dermawan, mengutamakan kepentingan umum, pantang menyerah, serta mampu melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.