Niat Ibadah dalam Arti Luas Khusus
Niat berarti getaran jiwa yang mendorong(memotivasi) seseorang untuk berbuat sesuatu maupun untuk mencapai tujuan tertentu dan menentukan bentuk serta mempertajam formulasi maupun perencanaan pekerjaan.
Niat juga bermakna memberikan dorongan kepada seseorangmuntuk bekerja sungguh-sungguh. Dan niat ini menentukan nilai sesuatu pekerjaan. Sebab itu erat kaitannya dengan kualitas pahala(balasan dari Allah).
Niat yang tertinggi menurut Islam adalah untuk memperoleh ridla Allah SWT.
Ibadah mencakup dua pengertian, yaitu:
a) Ibadah khusus, yaitu ibadah yang telah dipastikan cara dan syaratnya oleh syari'at dalam rangka hubungan khusus antara manusia dengan Penciptanya(ibadaj mahdhah), seperti shalat, zakat, puasa, dan haji.
b) Ibadah dalam arti luas(ammah, ibadah sosial) ialah segala kegiatan manusia beriman(selaim ibadah mahdlah) dalam kehidupan sehari-hari yang dikerjakan dengan ikhlas bertujuan memperoleh ridla Allah, seperti belajar, berusaha, berkeluarga, bermasyarakat dan sebagainya.
Dengan kata lain, seluruh aspek kehidupan manusia muslim merupakan ibadah yang sesuai dengan ketentuan syari'at sehingga Islam tidak mengenal dikotomis, yaitu pemisahan antara hidup keagamaan dan hidup sekuler(keduniawian).
Niat juga bermakna memberikan dorongan kepada seseorangmuntuk bekerja sungguh-sungguh. Dan niat ini menentukan nilai sesuatu pekerjaan. Sebab itu erat kaitannya dengan kualitas pahala(balasan dari Allah).
Niat yang tertinggi menurut Islam adalah untuk memperoleh ridla Allah SWT.
Ibadah mencakup dua pengertian, yaitu:
a) Ibadah khusus, yaitu ibadah yang telah dipastikan cara dan syaratnya oleh syari'at dalam rangka hubungan khusus antara manusia dengan Penciptanya(ibadaj mahdhah), seperti shalat, zakat, puasa, dan haji.
b) Ibadah dalam arti luas(ammah, ibadah sosial) ialah segala kegiatan manusia beriman(selaim ibadah mahdlah) dalam kehidupan sehari-hari yang dikerjakan dengan ikhlas bertujuan memperoleh ridla Allah, seperti belajar, berusaha, berkeluarga, bermasyarakat dan sebagainya.
Dengan kata lain, seluruh aspek kehidupan manusia muslim merupakan ibadah yang sesuai dengan ketentuan syari'at sehingga Islam tidak mengenal dikotomis, yaitu pemisahan antara hidup keagamaan dan hidup sekuler(keduniawian).