Nirmala : "Ya Allah! Dimanakah Bilal dan Nurma?

(tangis Nirmala pun meledak) "Ya, Allah mengapa kau ambil kedua anakku? Mengapa tidak aku saja!" (suasana di ruangan itu haru biru diliputi kesedihan mendalam begitu mendengar kejadian yang sebenarnya)
Dokter Anis : "Bagaimana kejadiannya?" (setelah keadaan agak mereda)
Sultan : "Minggu pagi tanggal 26 Desember 2004 itu kami sekeluarga sedang makan pagi di ruang tengah. Tiba-tiba terjadi gempa bumi cukup hebat. Kami pun berhamburan keluar rumah. Saya menggendong Bilal sedang Dik Nirmala menggendong Nurma!" (jelas Sultan sambil menggigit bibir karena menahan kepedihan amat dalam) "Setelah guncangan gempa itu reda tiba-tiba dari arah pantai orang berteriak-teriak air! air! Ketika diterjang bah tsunami, kamipun berempat saling berangkulan. Selanjutnya kami terseret air bersama bangunan, pohon, mobil dan bahan-bahan lain. Dik Nurmala dan kedua anak saya menjerit-jerit ketakutan karena timbul tenggelam dan tertimpa benda-benda yang terseret air.
Nirmala : "Tidak lama kemudian arus air yang menyeret kami menabrak bangunan bertingkat. Kedua anak kami terlempar entah ke mana. Saya dan suami pingsan dan tenggelam setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi!" Hanya kebesaran dan Rahmat-Nya, Aku masih, Aisyah

Masalah yang diungkapkan dalam kutipan naskah drama tersebut adalah
Orang tua yang ditinggalkan oleh kedua anaknya di tsunami Aceh.
Pembahasan:
Penyebab terjadinya konflik dalam kutipan tersebut adalah orang tua yang ditinggalkan oleh kedua anaknya di tsunami Aceh.